Kamis, 07 November 2013

BI semester 1


Naufa el hakim
Jumat, 30 Agustus 2013


Penjabaran - Cara Membuat Makalah Yang Baik dan Benar, Contoh Makalah - Cara Membuat Makalah - Makalah adalah sebuah karya akademis yang umumnya diterbitkan dalam suatu jurnal ilmiah dan membahas suatu pokok permasalahan tertentu. Membuat sebuah makalah merupakan sebuah tugas yang dirasa sangat menyusahkan terutama bagi mahasiswa/i perguruan tinggi.


Mengapa demikian ? Karena penyusunan sebuah makalah yang baik dan benar seharusnya memang harus diteliti dilapangan secara langsung. Kesulitannya bukan hanya sampai disini, ketika hendak menyusunkan kedalam sebuah kertas kita juga harus memperhatikan kertas apa yang harus kita gunakan, ukuran font dan urutan / struktur penulisan makalah.


Buat kamu yang belum pernah membuat sebuah makalah sebelumnya ini memanglah menjadi hal yang pastinya membingungkan bagi anda, namun mau tidak mau anda harus belajar membuat makalah anda. Tadi kita sudah menyinggung sedikit pengertian makalah, bahwa makalah merupakan tulisan resmi tentang suatu pokok yg dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum atau dalan suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan. Nah, tentunya sudah ada kaedah / aturan tertentu dalam membuat suatu maklah, dan kami akan sedikit share tentang cara membuat makalah kepada kamu.


Cara Membuat Makalah

1. Sebelum memulai membuat makalah maka anda wajib mempelajari dan menganalisa topik yang akan ditulis.
2. Menyusun pola pikir.
3. Mengumpulkan bahan-bahan materi.
4. Dalam menulis sebuah makalah kita dituntut untuk:
- Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
- Menyusun kalimat agar lebih mudah dipahami
- Singkat, padat, dan jelas dalam uraian
- Rangkaian uraian yang berkaitan


Struktur Penulisan Makalah
1. Lembar Judul atau Jilid
- Judul makalah
- Nama dan Nim
- Nama dan Tempat Perguruan Tinggi
- Tahun
2. Lembar Pengesahan
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Daftar Gambar
6. Daftar Tabel
7. Tubuh Makalah

a. Pendahuluan : Terbagi menjadi 3 Sub Bab
1. Latar belakang
2. Ruang lingkup
3. Maksud dan tujuan penulisan

b. Pembahasan
c. Penutup
- Kesimpulan
- Saran

d. Daftar Pustaka
e. Lampiran

Format Ukuran Kertas dan Sampul Pembuatan Makalah
a. Kertas : A4 80 gram
b. Sampul : Kertas Buffalo warna Kuning
c. Font : Arial
d. Size : 12
e. Spasi : 1,5
f. Margin
- Atas : 4 cm
- Kiri : 4 cm
- Bawah : 3 cm
- Kanan : 3 cm
g. Makalah ditulis minimal 10 halaman belum termasuk halaman Judul, Lampiran, dan Daftar Pustaka.
h. Nomor Halaman
- Letak di kanan atas
- Angka i,ii,iii,dst. Mulai dari kata pengantar sampai dengan sebelum Bab Pendahuluan.
- Angka 1,2,dst. Mulai dari Pendahuluan sampai dengan akhir.


Diatas adalah langkah langkah membuat makalah, semoga anda sudah mengerti akan tulisan diatas , jika kamu ingin melihat sebuah makalah yang sudah disusun dengan baik maka anda bisa lihat ke laman contoh makalah  semoga tulisan ini bermanfaat kawan ! - Cara Membuat Makalah Yang Baik dan Benar, Contoh Makalah

SUSUNAN FORMAT MAKALAH/PAPER dan CARA MEMBUAT MAKALAH yang BAIK dan BENAR

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN DAFTAR ISI
HALAMAN GAMBAR/GRAFIK (JIKA ADA)

BAB I             : PENDAHULUAN
1.1.            LATAR BELAKANG
Berisi tentang alasan pemilihan tema dalam pembuatan paper/makalah.
1.2.            TUJUAN
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai dengan pembuatan makalah/paper.
1.3.            RUANG LINGKUP MATERI
Berisi tentang ilmu atau teori yang berkaitan dengan tema yang diambil dalam makalah/paper.

BAB II : DASAR TEORI/LANDASAN TEORI
            Berisi tentang pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun teori yang sudah pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema makalah/paper yang  dipilih. Materi yang dibahas secara teoritis dikaitkan dengan aplikasi praktis teori/ilmu tersebut dalam kenyataan kehidupan keseharian.
            Untuk menuliskan teori yang diambil dari para ahli jangan lupa mencantumkan nama, tahun atau buku yang pernah memuat teori tersebut. Sehingga sumber/nara sumbernya jelas dan tidak diragukan. Kalau membuat kutipan harap mencantumkan pula halaman di mana kutipan tersebut diambil.

BAB III          : PEMBAHASAN    
            Berisi tentang data yang diperoleh di lapangan/kenyataan dan dikaitkan dengan ilmu atau teori yang sudah ada. Jika ada kesesuaian dibahas lebih lanjut dan dapat pula dimasukkan pendapat pribadi yang berkaitan erat dengan tema/usulan/saran/gagasan/ide.
            Jika memang ditemukan ketidaksesuaian antara teori atau ilmu yang sudah ada dengan kenyataan di lapangan, hal ini juga perlu dibahas untuk melihat mengapa hal ini dapat terjadi.Dapat pula dimasukkan pendapat pribadi berkaitan erat dengan tema/usulan/saran/gagasan/ide sehingga antara kenyataan dengan ilmu yang ada, baik yang ada hubungannya maupun tidak, dapat dijelaskan dengan baik dan rinci.

BAB IV          : PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
            Berisi tentang  simpulan akhir dari pembahasan yang sudah dibuat. Penulisan kesimpulan singkat dan jelas, tidak panjang seperti pembahasan.

            4.2. USUL DAN SARAN
Dapat juga dimasukkan usulan dan saran dari penulis yang sudah dimunculkan dalam pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA
            Berisi seluruh sumber yang digunakan dalam pembuatan makalah/paper. Daftar pustaka berupa buku, surat kabar, majalah, informasi dari situs internet dan lain-lain. Penulisannya secara lengkap dan mengikuti kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

LAMPIRAN
            Berisi seluruh gambar/foto ataupun grafik atau juga data yang mendukung dalam pembuatan makalah.


PENULISAN FOOTNOTE DAN DAFTAR PUSTAKA YANG BENAR

Dalam penulisan akademis, footnote dan daftar pustaka adalah bagian yang sangat penting, karena bisa bisa, kita dituduh plagiat alias mencuri karya orang jika tidak benar dalam menulisnya.
Nah, bagaimana menulis footnote dan daftar pustaka yang benar? sebenarnya, ada banyak teori dan hukum yang berkenaan dengan ini, namun, disini saya hanya mengambil contoh dari buku panduan penulisan
skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Semua daftar pustaka ditulis denga 1 (satu) spasi dimulai dari margin kiri normal dan diakhiri pada margin kanan juga normal. ketentuan rata kiri rata kanan harus diaplikasikan. Berikut adalah contoh lengkap dari semua variasi sumber daftar pustaka yang mengkin digunakan dan tata cara penulisannya mengikuti format sebagai berikut:

A. Rujukan Berbentuk Buku 1 (satu) penulis
Footnote:
David Nunan, Designing Tasks for the Communicative Classroom (Cambridge: Cambridge University Press, 1989), 34.
Suharismi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),202.

Daftar Pustaka:

B. Buku dengan dua penulis atau lebih
Semua nama penulis ditulis lengkap. Penulis kedua dan seterusnya ditulis tanpa adanya pembalikan pada daftar pustaka.
Footnote:
Junaidi Samadi - Rachmat Sandira, Analisis Statistik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 54.
Steiger Ron, et.al., Equality of Educational Oppurtunity (Washington DC: Goverment Printing Office, 1996),23.

Daftar Pustaka:

C. Buku Kumpulan Tulisan dengan Editor (Bunga Rampai)
Footnote:
J.K. Burton, - Merril Johnson. "Need Assesment : Goals, Needs, and Priorities". In Leslie J. Briggs (Ed.). Instructional Design : Principles and Applicaton (New Jersey: Educational Technology, 1997), 25.

Daftar Pustaka:

D. Dua buku atau lebih dengan 1 (satu) orang penulis dan tahun penerbitan yang sama atau berbeda.
Footnote:
Sama dengan penulisan buku dengan 1 (satu) penulis (poin A)

Daftar Pustaka:

E.  Buku dengan Editor
Footnote:
H. Guetzknow - Gunther Valdes. (Eds), Simulated International Process: Theories and Research in Global Modeling. (Beverlly Hills, California : Sage Pablications, 1966),11.


Daftar Pustaka:

F. Buku Tanpa Pengarang 
Footnote:
Direktorat Jederal Pendidikan Tinggi, Depdikbud, Kurikulum Pendidikan MIPA LPTK Program Strata-1 (S1) (Jakarta: Depdikbud, 1990),45.


Daftar Pustaka:

G. Jurnal Atau Majalah Ilmiah
ditulis denga urutan : nama penulis, tahun penerbitan jurnal, judul artikel (diketik diantara tanda petik), nama jurnal/majalah ilmiah (diketik miring), lengkap dengan nomor volume dan bulan, tahun penerbitan, dan nomor halaman artikel itu dimuat.

Footnote:
J. E. Paquette, "Minority Participation in Secondary Education: A Graned Descriptive Methodology". Educational Evaluation and Policy Analysis. Vol. 3 No. 2, Summer 1991, 157.

Daftar Pustaka:

H. Skripsi, Tesis dan Disertasi
Footnote:
R. G. Baker, Doctoral Dissertation: "The Contribution of Coaching to Transfer of Training: An Extension Study" (Oregon: University of Oregon, 1981), 14.


Sunaryo, Disertasi Doktor: "Pengembangan Model Pengukuran Produktifitas Perguruan Tinggi di Indonesia" (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta, 1984), 105.



Daftar Pustaka:

I. Makalah
Footnote:
B. R. Joyce - B. Showers., "Teacher Training research: Working Hypothesis for Program Designs and Directions. for Further Study". (Paper presented at annual meeting of American Educational Research Association, Los Angles, 1981),10.


S. Kardi, "Pelaksanaan dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Guru MIPA di IKIP Surabaya" (Paper presented at Seminar Lokakarya Pendidikan MIPA se-Indonesia, Denpasar, 1994), 15.


Daftar Pustaka:

J.  Koran Dan Majalah
Footnote:
Tri Budhi Satrio, "Kecap Nomor Tiga" (Kompas, 30 Desember, 2005), 14.
Alfred Gordimer, "Do Babies Sing?" (Psychology Today, 2005), 79.


Daftar Pustaka:

K. Internet
Rujukan dari internet tetap mengikuti ketentuan seperti rujukan-rujukan lainnya dalam artian nama pengarangnya harus ada, tahun, nama artikel, alamat web, dan tanggal akses dilakukan.


Footnote:
Smith Carr - Lionel Garret. "The Figurative Language" Open Dictionary Wikipedia, (http://wikipedia.edu/com, accessed on February 12, 2006) 
Sartono Martodiarjo, "Gejolak Harga Minyak Dunia" Dunia Usaha List, (gnu@ussn.edu. diakses 13 Maret 2006)


Daftar Pustaka:

L. Karya Terjemahan
Footnote:
Clifford Geertz, "Negara Teater". Translated by Hartono Hadikusumo, (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 2000), 67.


Daftar Pustaka:

Pedoman dan Contoh Penulisan Catatan Kaki (Footnote)


Dalam menyusun proposal atau skripsi ilmiah, lebih ditekankan menggunakan catatan kaki (foot note) untuk memperkuat keabsahan suatu karya ilmiah. Seperti halnya petunjuk penulisan daftar pustaka, untuk menuliskan catatan kaki juga memerlukan aturan-aturan dan kaidah penulisan catatan kaki yang berlaku. Pedoman dan contoh penulisan catatan kaki (Footnote) wajib diketahui oleh seorang peneliti dalam menyusun proposal atau karya ilmiahnya agar hasil yang dicapai lebih baik.

Pedoman dan Petunjuk Penulisan Catatan Kaki (Footnote)

Dalam membuat catatan kaki suatu karya ilmiah, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
  • Catatan kaki ditulis dengan jarak 1 spasi
  • Catatan kaki tidak menggunakan istilah opera citato (op.cit) dan loco citato (loc.cit), tetapi setelah ibiden (ibid) tetap digunakan. Jika referens yang dirujuk telah diselingi oleh referensi lain, maka cukup ditulis nama pengarang, judul awal artikel atau buku, dan halaman buku yang dirujuk.
  • Jika karya yang dirujuk berupa terjemahan, maka nama penerjemah ditulis setelah judul karya dan didahului kata "terj"
  • Judul artikel dalam jurnal atau buku antologi (bunga rampai) ditulis tegak diberi tanda kutip, sementara nama jurnal atau buku antologi ditulis miring.
  • Penulisan nomor halaman ditulis angka halaman yang maksud dengan tulisan h, diakhiri tanda titik.
  • Penulisa kota, nama penerbit, dan tahun terbit diletakkan dalam kurung, dengan perincian kurng buka (diikuti nama kota, titik dua (nama penerbit, koma ( , ), tahn terbit, dan tutup kurung), tanda koma ( , ) diletakkan setelah nama pengarang, judul artikel atau buku, dan identitas penerbit.

Contoh penulisan Footnote (Catatan Kaki) yang baik dan benar

1Samsul Nizar, Pengarang Dasar-Dasar Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya
                       Media Pratama, 2011) h.27

2Ibid; h. 37

3Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Jakarta: Bulan
                         Bintang, 1973) h. 7

4Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan Islam, h. 66


Definisi, Contoh & Membuat Catatan Kaki Foot Note - Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tentang apa itu catatan kaki atau foot note, Bagaimana cara membuatnya & seperti apa saja contohnya. Simak Uraian berikut ini.

I. Definisi & Pengertian Umum Catatan Kaki / Foot Note

Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki untuk artikel yang diambil dari internet, cantumkan nama pengarang, judul artikel, tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat situsnya, seperti http:/ www.ed.gov./... yang memudahkan pembaca untuk mengakses sumber tersebut.

II. Jenis & Contoh Catatan Kaki / Foot Note
Sekarang kita akan mempelajari pencantuman sumber kutipan pola konvensional. Cara pencantuman sumber kutipan dengan menggunakan pola konvensional, yaitu menggunakan catatan kaki atau foot note.

Perhatikan contoh penggunaan catatan kaki yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun Suriamiharja berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan keterangan sumbernya pada catatan kaki.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ilmu dan Moral

Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan serakah ... .1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan?2)

...............................................................
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan dengan cara Harvard karena harus mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat catatan kaki. Akan tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.

Catatan kaki untuk buku dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).

Catatan kaki untuk artikel dan majalah dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).

Perhatikan contoh berikut!

.........................................................
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17

Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber nomor 5 sama dengan nomor 2.



Demikian artikel ini saya susun, semoga Definisi, Contoh & Membuat Catatan Kaki Foot Note ini dapat berguna bagi saudara saudara semua ^_^
Sumber : BS - E Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk SMA/MA Kelas X, karangan Sri Utami, Sugiarti, Suroto, Alexander Sosa [ Terimakasih Yang Sebesar Besarnya]


BAB I
PENDAHULUAN

  1. A.    Latar Belakang
Sebuah karya tulis pasti tidak lepas dari beberapa referensi yang berkaitan dengan tema atau topik karya ilmiah tersebut. Hal ini untuk menunjukkan kualitas baik atau tidaknya sebuah karya ilmiah. Semakin baik buku atau referensi yang dikutip maka semakin baik pula kualitas karya ilmiah tersebut.
Pada hakekatnya sebuah karya ilmiah disajikan bagi semua pembaca yang berkepentingan dengan karya tersebut atau bisa juga bagi pembaca yang ingin menambah wawasan keilmuanya. Seorang pembaca yang baik akan senantiasa mengkritisi apa yang ia baca, hal ini dilakukan dengan cara melihat referensi yang dimuat oleh sebuah karya ilmiah yang ia baca. Maka dari itu seorang penulis harus benar dalam menuliskan notasi ilmiah pada karya tulisnya.
Makalah ini akan mengulas sedikit mengenai pengertian notasi ilmiah, teknik-tekniknya, metode penulisannya beserta singkatan-singkatan yang dipakai dalam notasi ilmiah.

  1. B.     Perumusan Masalah
Untuk memudahkan penyusunan makalah ini, dibuatlah dibuatlah rumusan masalah sebagaimana berikut :
  1. Apa definisi notasi ilmiah ?
  2. Apa saja teknik-teknik notasi ilmiah ?
  3. Cara-cara menulis footnote, inote dan endnote ?
  4. Apa singkatan ibid, op. cit dan loc. cit. ?

  1. C.    Teknik Pemecahan Masalah
Dalam memecahkan masalah tentang notasi ilmiah kami menggunakan sebuah literatur buku dan media internet dalam mencari informasi yang dibutuhkan.

  1. D.    Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun atas tiga bagian, yaitu :
  1. Bab I, memuat tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, teknik pemecahan masalah.
  2. Bab II, berisi tentang isi atau kajian inti dari makalah
  3. Bab III, berisi tentang intisari dari makalah dan kesimpulan dari kajian makalah.

BAB II
NOTASI ILMIAH

  1. A.    Pengertian Notasi Ilmiah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian notasi adalah sistem lambing (tanda) yang menggambarkan blangan nada-nada dan ujaran. Proses pelambangan, nada atauujaran dengan tanda (huruf), catatan pendek yang perlu diketahui atau diingat. Sedangkan ilmiah adalah bersifat ilmu,. Secara ilmu pengetahuan. Jad notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambing (tanda) yang menggambarkan bilangan nada atau ujaran dengan tanda huruf. [1]

  1. B.     Teknik-Teknik Notasi Ilmiah
Ada tiga teknik yang popular yang banyak digunakan di berbagai perguruan tinggi baik PTN maupun PTS, yakni sebagai berikut::
  1. 1.      Footnote
Footnote adalah catatan pada kaki halaman untuk menyatakan sumber kutipan, pendapat buah pikiran, fakta-fakta, atau ikhtisar. Footnote dapat juga brisi komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan di dalam teks, seperti keterangan wawancara, pidato di televisi, dan yang sejenisnya. Gelar akademik dan gelar kebangsawanan tidak disertakan serta nama pengarang atau penulis tidak dibalik.[2]
Footnote yang merupakan rujukan ditulis berdasarkan cara berikut ini.
  1. Nama pengarang tanpa dibalik urutannya, diikuti koma.
  2. Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut.
  3. Judul karangan dicetak miring tidak diikuti koma
  4. Nama penerbit dan angka tahun diapit tanpa kurung dikuti koma.
  5. Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman diakhiri titik (.).[3]

Contoh-contoh footnote
v  Footnote diambil dari buku :
12 Andrew Spencer, Morphological Theory: An Introduction to Word Strucuture in Generative Grammar, (Cambridge, Massachusetts: Blackwell Publishers, 1993), hlm. 81.
v  Footnote dari majalah
16 Ahmad Ta’rifin, “Menimbang Paradigma Liberalisme dalam Praktik Persekolahan” (Pekalongan: Forum Tarbiyah: Jurnal Pendidikan Islam STAIN Pekalongan, No. 1 Juni, III, 2005), hlm. 123.
v  Footnote dari surat kabar
17 Rokhmah Sugiarti, “Meluruskan Mitos Jari-jari Perempuan” (Semarang: Suara Merdeka, 29 Mei 2000), hlm. 7.
v  Footnote dari makalah
18 Din Syamsuddin, “Peranan Golkar dalam Pendidikan Politik Bangsa”, Makalah Disampaikan dalam Seminar Nasional Peranan Pendidikan Islam dalam Pendidikan Politik di Indonesia yang Diselenggarakan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 19-21 Mei 1996.
v  Karangan yang tidak diterbitkan, seperti skripsi, tesis, dan disertasi
19 Afdol Tharik Wastono, “Kongruensi dan Reksi dalam Bahasa Arab” (Jakarta: Tesis Magister umaniora, Perpustakaan UI, 1997), hlm. 82.
v  Pidato di televisi
22 Penjelasan A. Latief dalam siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui TVRI, Selasa, 4 Agustus 1987 pukul 20.35 WIB.[4]



  1. 2.      Innote
Pada teknik ini, sumber kutipan ditulis atau diletakkan sebelum bunyi kutipan atau diletakkan dalam narasi atau kalimat sehingga menjadi bagian dari narasi atau kalimat. Pada innote ketentuannya adalah sebagai berikut.
  1. Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan
  2. Menulis nama akhir pengarang
  3. Mencantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung
  4. Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung.
Contoh :
Perkembangan bahasa merupakan hal yang sangat urgen dalam tahap perkembangan jiwa anak, menurut Yule (1996: 178 – 180), perkembangan bahasa dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu (1) tahap pralinguistik (pre-language Stages); (2) tahap satu kata, satu frasa (the one-word or holophrastic, stage); (3) tahap dua kata, satu frasa (the two – word stage); dan (4) tahap menyerupai telegram (telegraphic speech).[5]

  1. 3.      Endnote
Pada teknik endnote, nama pengarang diletakkan setelah bunyi kutipan atau dicantumkan di bagian akhir narasi, dengan ketentuan sebagai berikut.
  1. Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan
  2. Menampilkan kutipan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung
  3. Menulis nama akhir pengarang tanpa koma, tahun terbit titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung dan akhirnya diberi titik.
Contoh :
Ada aspek penguasaan pragmatik, anak dianggap sudah dapat berbahasa pada waktu ia mampu mengeluarkan kata-kata pertamanya, yaitu sekitar usia satu tahun. Akan tetapi sesungguhnya sejak masa-masa awal setelah kelahirannya anak mampu berkomunikasi dengan ibunya.
Demikian juga orang-orang dewasa di lingkungannya pun memperlakukan anak seolah-olah sudah dapat berbicara (Spencer dan Kass, 1970 : 130).[6]

  1. C.    Penulisan Ibid, op.cit, dan loc. cit.
Singkatan ini digunakan untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam footnote. Penulisan harus memperlihatkan persyaratan baku yang sudah lazim.
  1. Ibid
    1. Ibid singkatan kata ibidium berarti di tempat yang sama dengan diatasnya.
    2. Ibid ditulis dibawah catatan kaki yang mendahuluinya
    3. Ibid tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya.
    4. Ibid diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik.
    5. Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan penulisan : ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh :
4 Hernomo, Mengikat Mana, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 109-130.
5 Ibid., 133-145.[7]
  1. op. cit. (ofere citato)
  2. loc. cit (loco citato)
    1. Loc. cit singkatan loco citato, berarti di tempat yang telah disebutkan,
    2. Merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esa, jurnal, ensiklopedi, atau majalah, dan telah diselingi sumber lain .
    3. Jika halaman sama kata loc.cit tidak diikuti nomor halaman, jika halaman berbeda kata loc. cit diikuti nomor
    4. Menyebutkan nama famili (keluarga) pengarang.
Contoh :
  1. Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi“, Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1-15
  2. Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 2 terj. Nurum Imm, (Jakarta : Pustaka Binaman Presindo, 1994), 1-40
  3. Suwandi, loc.cit.[8]


BAB III
PENUTUP

Jadi, notasi ilmiah adalah ilmu tentang sistem lambang (tanda) yang menggambarkan bilangan, nada atau ujaran dengan tanda huruf.
  1. Teknik-Teknik Notasi Ilmiah
  1. Footnote (catatan kaki)
  2. Innote (Sumber kutipan ditulis atau diletakkan sebelum bunyi kutipan atau diletakkan dalam narasi atau kalimat sehingga menjadi bagian dari narasi atau kalimat)
  3. Endnote (Catatan Akhir)

  1. a. Cara-cara menulis footnote
  • Ø Nama pengarang tanpa dibalik urutannya, diikuti koma.
  • Ø Jika nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut.
  • Ø Judul karangan dicetak miring tidak diikuti koma
  • Ø Nama penerbit dan angka tahun diapit tanpa kurung dikuti koma.
  • Ø Nomor halaman dapat disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman diakhiri titik (.).
  1. a. Cara-cara menulis innote
  • Ø Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan
  • Ø Menulis nama akhir pengarang
  • Ø Mencantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman didalam kurung.
  • Ø Menampilkan kutpan, baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung.
  1. a. Cara-cara menulis endnote
  • Ø Membuat pengantar kalimat sesuai dengan keperluan
  • Ø Menampilkan kutipan baik dengan kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung
  • Ø Menulis nama akhir pengarang, tanda koma, tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung dan akhirnya diberi titik.

  1. Penulisan Ibid, Op. Cit. dan Loc. Cit
Singkatan ini digunakan untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam footnote. Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang sudah lazim.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok kami yang berjudul notasi ilmiah dengan lancar, akan tetapi kami menyadari bahwasanya masih banyak kekurangan dalam pembuatan, penyampaian ataupun isi makalah ini. Oleh karena itu, kami harapkan saran, tambahan serta kritik dari dosen pengampu, demi sempurnanya makalah kami. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih sekaligus mohon maaf. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kami, khususnya bagi pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 2003. Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.

Karyanto, Umum Budi. 2007. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: STAIN Press.

HS. Widjono.. 2005. Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia Widiasarana.

[1] J.S. Badudu, Kamus Kata-kata Serapan Asia dalam Bahasa Indonesia. hal. 244.
[2] Umum Budi Karyanto, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, hal. 81.
[3] Widjono H.S, Bahasa Indonsia, hal. 69.
[4] Karyanto, op. cit., 84-87
[5] Umum Budi Karyanto, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, hal. 88-89
[6] Ibid., h. 89-90.
[7] Widjono HS. Bahasa Indonesia. Hal. 69-70
[8] Ibid., 70-71

pengertian dari MAKALAH

Ratings: (2)|Baca:42,915|Likes: 146
Dipublikasikan oleh Darmawan Soegandar
jawaban buat Dina Martina Wibowo
 
MAKALAH
Oleh. Darmawan Soegandar *1.Pengertian Makalah
Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mahasiswa mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah ini umumnya merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan suatuperkuliahan,baik berupa kajian pustaka maupun hasil kegiatanperkuliahan lapangan.
2.Karakteristik Makalah
Makalah mahasiswa yang dimaksudkan dalam hal ini memilikikarakteristik sebagai berikut:
a.Diangkat dari suatu kajian literatur dan atau laporan pelaksanaankegiatan lapangan.
b.Ruang lingkup makalah berkisar pada cakupan permasalahan dalamsuatu mata kuliah.
c.Memperlihatkan kemampuan mahasiswa tentang permasalahan teoritisyang dikaji atau dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip atau teoriyang berhubungan dengan perkuliahan.
d.Memperlihatkan kemampuan para mahasiswa dalam memahami isi darisumber-sumber yang digunakan.
e.Menunjukkan kemampuan mahaiswa dalam merangkai berbagaisumber informasi sebagai satu kesatuan sintesis yang utuh.
3.Sistematika Makalah
Secara garis besar makalah yang ditulis mahasiswa terdiri dari tiga bagianpokok sebagai berikut :
a.Pendahuluan, memuat tentang persoalan yang akan dibahas antaralain meliputi latar belakang masalah, fokus dan rumusan masalah,prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraiannya.
b.Isi, yakni bagian yang memuat tentang kemampuan penulis dalammendemonstrasikan kemampuannya untuk menjawab persoalan ataumasalah yang dibahasnya. Pada bagian isi boleh terdiri dari lebih satubagian sesuai dengan permasalahan yang dikaji.
c.Kesimpulan, yakni bagian yang memuat pemaknaan dari penulisterhadap diskusi atau pembahasan masalah berdasarkan kriteria dansumber-sumber literatur atau data lapangan. Kesimpulan ini mengacukepada hasil pembahasan permasalahan dan bukan merupakan ringkasandari isi makalah.
4.
 Jenis-Jenis Makalah
a.Makalah Ilmiah 
Makalah Ilmiah pada umumnya dipakai bagi karya tulis hasil studiilmiah yang berisi masalah dan pembahasan. Perlu diperhatikan bahwadilihat daris segi prinsip dan prosedur ilmiahnya, makalah ilmiahnyamenyerupai laporan penelitian sederhana. Makalah ilmiah biasanyaditulis sebagai suatu saran pemecahan masalah secara ilmiah. Sudahbarangtentu, penulis makalah ilmiah memerlukan studikeperpustakaan dan ini terlihat pada revenisi yang dicantumkan.

b.Makalah Kerja
Makalah Kerja pada umumnya dibaca pada seminar makalah kerjadisampaikan dalam bentuk argumentasi dalam suatu hasil penelitian.Dalam makalah kerja yang dibacakan itu harus ada masalah.Penyampai makalah kerja sudah memasukkan asumsi dan hipotesisuntuk menjawab masalah. Berdasarkan isi makalah demikian, timbulahdiskusi.

c.Makalah Kajian
Istilah ini dipakai untuk karya tulis ilmiah yang merupakan saranpemecahan suatu masalah yang kontroversial tanpa maksud untukdibaca dalam suatu seminar JADI: jawaban pertanyaan dari Dina Martina Wibowo(bapak, dina mu tanya tapi bukan dari pelajaran aplikasi komputer, gppkan pak.. pak saya sedang membuat makalah , dan didalam BAB 1disuruh memakai sifat kajian, maksudnya dari sifat kajian apa ya pa ?bapak mohon maaf sblumny. barangkali bapak tau.. )kurang lebih bisa di jawab; sifat kajian itu Kalau tidak kajian literatur yalaporan pelaksanaan kegiatan lapangan. Kalau mau lebih jauh sih bisa juga kita bagi menjadi deskriftif, argumentatif, eksposisi, persuasi tetapiyang disebut belakangan ini adalah jenis tulisan bukan sifatnya. (catatanlihat Kamus Besar Bahasa Indonesia tentang bedanya sifat dan jenis,sifat adalah hal yang membedakan jenis!) Sementara kalau sifat karyailmiah lain ya kita bahas di pertanyaan yang lain. Smoga bermanfaat


Pengertian Makalah, Paper, dan Artikel Ilmiah

Makalah merupakan naskah yang sistematik dan utuh yang berupa garis-garis besar (outlines) mengenai suatu masalah, dan ditulis dengan pendekatan satu atau lebih disiplin keilmuan tertentu, baik itu menguraikan pendapat, gagasan maupun pembahasan dalam rangka pemecahan masalah tersebut.
Paper, adalah sebutan khusus untuk makalah di kalangan para akademisi (mahasiswa) dalam kaitannya dengan pembelajaran dan pendidikannya sebelum menyelesaikan jenjang studi (Diploma/S1/S2/S3)
Artikel ilmiah, adalah sebutan khusus untuk makalah yang mengalami variasi dan adaptasi tertentu, yang dipublikasikan melalui suatu jurnal ilmiah atau penerbitan  khusus lain, tanpa meninggalkan prinsip dari struktur, format, sistematika dan isi makalah ilmiah.



Format Penulisan Makalah, Paper, Artikel

Format dasar dan umum dari makalah dengan sistematika pokok, diantaranya meliptui:
  1. Judul
  2. Pendahuluan/Latar Belakang Masalah
  3. Permasalahan/ Rumusan Masalah
  4. Kajian Teori
  5. Pembahasan
  6. Kesimpulan
  7. Saran
  8. Penutup
  9. Daftar Pustaka
Satu hal yang sangat penting untuk selalu diingat ialah: segeralah menulis di saat permasalahan ditemukan. Kalau permasalahan tersebut tidak segera ditulis akibatnya akan semakin kabur dan lama-lama hilang. Akhirya kegiatan menulis karya ilmiah menjadi terkatung-katung lagi. Alangkah baiknya menginventarisir banyak permasalahan. Dari inventarisasi itu, pilihlah satu atau dua yang memiliki daya tarik paling kuat, kemudian kembangkan dua atau tiga buah topik yang bisa dibahas menjadi sebuah tulisan ilmiah.
Kalau topiknya telah dirumuskan, maka bangunlah kisi-kisi (outline) pembahasannya untuk masing-masing topik. Dari kisi-kisi itu akan kita lahirkan secara detail pembahasan yang bisa mengikuti pendekatan ilmiah seperti yang telah kita kemukakan di muka. Dalam membangun kisi-kisi itu harus memperhatikan alur pikir dan logika yang runtut dan sistematis. Jangan sampai memiliki outline yang logikanya melompat-lompat, apalagi jungkir balik.
Mengenai pengertian Makalah, Paper, dan Artikel Ilmiah tentu banyak yang sudah mengerti dan memahaminya. Bahkan sebagian orang juga ada yang sering membuat makalah, Paper, dan Artikel Ilmiah. Terutama orang-orang yang berada di dunia pendidikan dan bahkan di dunia kerja pun makalah masih sering dibuat. Namun demikian, masih banyak juga yang masih bingung tentang pengertian makalah, Paper, dan Artikel Ilmiah. Maka dari itu, semoga artikel tentang pengertian makalah, Paper, dan Artikel Ilmiah ini dapat membantu dan memberi pengetahuan terutama tentang pengertian makalah, Paper, dan Artikel Ilmiah tersebut.

Definisi 'makalah'

Indonesian to Indonesian
noun
1. 1 tulisan resmi tt suatu pokok yg dimaksudkan untuk dibacakan di muka umum dl suatu persidangan dan yg sering disusun untuk diterbitkan; 2 karya tulis pelajar atau mahasiswa sbg laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi;
pe·ma·ka·lah n orang yg menyajikan atau menyampaikan makalah; penyaji makalah


Makalah ilmiah biasanya menggunakan proses berfikir ilmiah dalam pembahasan pokok masalahnya.

Proses berpikir ilmiah terdiri atas
  1. Identifikasi masalah
  2. Pembatasan masalah
  3. Penyusunan hipotesis
  4. Pengujian hipotesis
  5. Penarikan simpulan. 
Kelima proses berpikir ilmiah tersebut merupakan sistematika makalah.

Secara garis besar pembuatan sebuah makalah terdiri dari :

Pendahuluan :
  • Latar belakang
  • Rumusan masalah
  • Tujuan
  • Manfaat
  • Batasan masalah.
Isi :
  • Pembahasan dari poin pertama sesuai dengan masalah dan tujuan makalah.
Penutup :
  • Meliputi kesimpulan dan saran dari pembahasan yang telah dilakukan.
Sebuah makalah ilmiah hendaknya disajikan secara singkat, padat, berisi, tidak terlalu menggunakan bahasa teknis akademis karena pembaca makalah terdiri dari beragam latar belakang akademi, sehingga bila terlalu menggunakan teknis akademis akan kurang disukai banyak orang.

Pembatasan topik makalah seringkali didasarkan pada pertimbangan kemenarikan dan signifikansinya, serta pertimbangan kemampuan dan kesempatan. Jika topik makalah ditentukan sendiri oleh penulis makalah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
  1. Topik yang dipilih harus ada manfaatnya, baik dari segi praktis ataupun dari segi teoretis, dan layak untuk dibahas.
  2. Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat penulis. Dengan dipilihnya topik yang menarik akan sangat membantu dalam proses penulisan makalah. Jika seseorang menulis makalah dengan topik yang tidak menarik, maka usaha yang dilakukan biasanya ala kadarnya dan kurang serius. 
  3. Topik yang dipilih.haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau terlalu baru bagi penulis.
  4. Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut memungkinkan untuk diperoleh
  5. Setelah topik dipilah, selanjutnya perlu dilakukan spesifikasi topik (pembatasan topik) agar tidak terlalu luas. Jika topik yang diangkat terlalu luas, maka. pembahasan topik tidak dapat dilakukan secara mendalam dan tuntas.
Judul makalah hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut
  1. Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat dalam makalah.
  2. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam bentuk kalimat. Itulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri dengan tanda titik.
  3. Judul makalah hendaknya singkat dan jelas. Sebaiknya, judul makalah berkisar antara 5 sampai 15 kata.
  4. Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya. Namun judul makalah harus tetap mencerminkan isi makalah.
Teknik perangkaian bahan untuk membahas topik beserta sub topiknya dapat dikemukakan sebagai berikut:
  1. Mulailah dari ide hal yang bersifat sederhana, khusus menuju hal yang bersifat kompleks/umum atau sebaliknya
  2. Gunakan teknik metafor, kiasan, perumpamaan, penganalogian, dan perbandingan.
  3. Gunakan teknik.diagram dan klasifikasi
  4. Gunakant teknik pemberian contoh.

Penulisan bagian penutup makalah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik barikut.

  1. Penegasan kembali atau ringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan tanpa diikuti dengan kesimpulan. Hal ini dilakukan karena masih belum cukup  bahan untuk mernberikan kesimpulan terhadap masalah yang dibahas, atau dimaksudkan agar pembaca menarik kesimpulan sendiri.
  2. Menarik kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama makalah.
  3. Selain itu pada bagian penutup juga dapat disertakan saran atau rekomendasi sehubungan dengan masalah yang telah dibahas. Saran harus relevan dengan apa yang telah dibahas. Selain itu, saran yang dibuat harus eksplisit, kepada siapa saran ditujukan, dan tindakan atau hal apa yang disarankan.
Isi Bagian Akhir

Bagian akhir makalah berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran (jika ada).


Daftar Rujukan

Daftar rujukan hendaknya yang berhubungan dengan makalah yang dibuat.


Lampiran

Bagian lampiran berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa data (baik yang berupa angka-angka ataupun yang berupa deskripsi verbal) dan yang dipandang sangat penting tetapi tidak dimasukkan dalam batang tubuh makalah. Bagian lampiran hendaknya juga diberi nomor halaman.

 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Bahasa indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda.Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan , karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato,ceramah,dll.
Pidato sering digunakan dalam acara-acara resmi.Misalkan saja pidato pesiden, pidato dari ketua OSIS, ataupun pidato dari pembina upacara.Sistematika dalam pidato pun hendaklah dipahami betul-betul.Agar pidato yang disampaikan sesuai dengan kaidah yang benar. Pidato sama halnya denan cermah. Hanya saja ceramah lebih membahas tentang keagamaan.kalau pidato lebih umum dan bisa digunakan dalam banyak acara.

1.2.Tujuan
1.      Memahami macam-macam ragam bahasa indonesia.
2.      Bisa membedakan mana yang termasuk ragam bahasa lisan dan mana yang termasuk ragam bahasa tulisan.
3.      Dapat menganalisis ragam bahasa, baik lisan maupun tulisan.
4.      Dapat menyebutkan contoh ragam bahasa lisan dan tulisan.

1.3.Rumusan masalah
1.      Apa saja yang termasuk ke dalam ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan?
2.      Bagaimana penggunaan ragam bahasa lisan dalam kehidupan sehari hari?














BAB II
PEMBAHASAN
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicaraan.
2.1.  Ragam Bahasa Berdasarkan Media/Sarana
1.      Ragam Bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar.Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal.Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Sehingga maksud seseorang bisa dilihat dari gaya dia berbicara(Hasan, 2000)
Contoh yang termasuk ke dalam ragam bahasa lisan pun sangat banyak, diantaranya pidato, ceramah, sambutan, ngobrol, dll. Semua itu sering digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah. Syarat utama dari ngobrol yang penting bisa dimengerti oleh lawan bicara, tidak perlu menggunakan bahasa baku.

2.      Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide(Effendi, 1981)
Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat kabar, dll. Dalam ragam bahsa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya ilmiah.
Ciri Ragam Bahasa Tulis :
1)      Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat
2)      Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
3)      Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap, dan
4)      Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.

2.2.  Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
1.      Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah (logat/dialek)
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak pada pelafalan “b” pada posisi awal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan “t” seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.



2.      Ragam Bahasa berdasarkan Pendidikan Penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai

3.      Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut.Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku dipakai dalam
1)      pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan kuliah/pelajaran;
2)      pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan pejabat;
3)      komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang;
4)      wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.

2.3.  Ragam Bahasa menurut Pokok Pesoalan atau Bidang Pemakaian
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan.Dalam membicarakan pokok persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi. Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang digunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran; improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni; pengacara, duplik, terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum; pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang dikemukakan.Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran/majalah, dll.Contoh kalimat yang digunakan dalam undang-undang.






BAB IV
SIMPULAN

Ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis bisa dibedakan dengan meihat cara penulisanny. Jika dalam kehidupan sehari-hari, ragam bahsa tulis perlu memperhatikan kaedah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sdangkan dalam ragam bahsa lisan tidak perlu. Secara jelas ragam bahasa lisan adalah sesuatu yang disampaikan secara lisan, sedangkan ragam bahasa tulis merupakan sesuatu yang disampaikan melalui tulisan.


































 
blue's icont worldz Blogger Template by Ipietoon Blogger Template